Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

Bedah Buku Panglima Damai Poso: Pentingnya Menjaga Perdamaian

 

ABATANEWS, MAKASSAR – Konflik berdarah yang terjadi di Poso masih menimbulkan duka mendalam bagi kedua kubu. Peristiwa berdarah pada tahun1998 itu, pun diharapkan tidak terulang lagi dikemudian hari.

Peristiwa berdarah itu, lantas tertuang dalam buku berjudul ‘Muhammad Adnan Arsal: Panglima Damai Poso’. Namun, isi buku yang dikisahkan ustadz Muhammad Adnan Arsal lebih banyak memaparkan pesan-pesan perdamaian.

Hal itu dijelaskan oleh penulis buku tersebut, Khoirul Anam dalam bedah buku ‘Muhammad Adnan Arsal: Panglima Damai Poso’. Bedah buku ini dilaksanakan di Hotel Mercure, Makassar, Rabu (9/2/2022).

“Buku ini hanya menggunakan konflik Poso sebagai latar untuk menjelaskan bahaya ekstrimisme beragama. Tapi, nilai tokoh dari buku ini, adalah soal pentingnya menjaga perdamaian. Kalau konflik sudah datang, itu tugas kita untuk,” ujar Khoirul Anam.

Dalam bedah buku tersebut, turut menghadirkan sejumlah tokoh dan pemuka agama. Diantaranya Staf Khusus Kemenag RI, Mohammad Nuruzzaman, Pengurus MUI Pusat, Muh Najih Arromadloni.

Kemudian Darud Da’wah DDI, Muammar Muhammad Bakry, dan tokoh perempuan Majdah M. Zain. Sementara bertindak sebagai keynote speaker yakni Gurutta H.M Alwi Nawawi dan dipandu oleh Muhammad Shuhufi.

Lewat buku itu pula, ia bilang pihaknya berharap bisa berbagi kisah dan sejarah perjalanan penyelesaian konflik Poso. Sehingga akan memberi makna yang inspiratif untuk memupuk semangat saling menghargai, tolong menolong dan gotong royong dalam menciptakan kedamaian.

“Buku ini berisi banyak pesan perdamaian. Berdasarkan pengalaman, kekerasan tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Lewat buku ini, kami harapkan agar konflik Poso tidak diduplikasi di daerah lain dan stigma Poso sebagai daerah konflik harus dihentikan,” ungkap Khoirul.

Sementara itu, Ustadz Adnan menceritakan pelbagai pengalaman saat konflik tersebut terjadi. Pengalaman itu, diakuinya masih membekas dan turut tertuang dalam buku karya Khoirul Anam.

Salah satu kisah yang diceritakan yakni saat banyak orang mulai meninggalkan Poso. Ia memilih tinggal dan bertekad memberi perlindungan kepada umat muslim dan membuatnya bertahan di Poso.

Menurut dia, guna mencapai perdamaian, pihaknya terus membangun komunikasi dengan bupati dan unsur forkopimda Poso kala itu. Pihaknya mendorong pertemuan antar-seluruh tokoh agama.

Meski diakuinya setiap kali disepakati perdamaian pada siang hari, tapi malamnya perang kembali pecah. “Siang kita berdiskusi lalu berdamai, tapi malamnya diserang dan pecah lagi. Sudah beberapa kali berdamai tapi ujungnya selalu konflik,” imbuhnya.

Namun, perjuangannya dalam menciptakan perdamaian di Poso telah terbayar. “Konflik itu sudah kami selesaikan dengan berbagai pertemuan dan dialog. Sehingga antar Islam dan Kristen sudah hidup dengan damai dan sejahtera,” pungkasnya.

 

Berita Terkait
Baca Juga