Bayar Rp300 Juta Uang Pendaftaran, Calon Ketua HIPMI Sulsel Merasa Ditipu Panitia

Bayar Rp300 Juta Uang Pendaftaran, Calon Ketua HIPMI Sulsel Merasa Ditipu Panitia

ABATANEWS, MAKASSAR — Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulsel, Andi Muhammad Karaka Kilat (AMK) merasa tertipu atas keputusan yang diambil oleh pihak penyelenggara Musda HIPMI Sulsel 2024. Penyelenggara yang dimaksud oleh AMK yakni panitia pelaksana (OC) dan panitia pengarah (SC).

Gara-gara penyelenggaraan Musda HIMPI Sulsel yang tiba-tiba dipindahkan lokasinya. Sebagai calon resmi, AMK mengaku tak pernah dilibatkan dalam keputusan pemindahan tempat kegiatan.

Padahal, AMK mengaku telah menunaikan segala kewajiban prosedural yang telah ditetapkan sebelumnya oleh penyelenggara.

Seperti diketahui, Musda HIPMI Sulsel 2024 sempat dibuka. Penyelenggaraannya berlangsung di Hotel Fout Poin by Sheraton, Jalan Andi Djemma, Makassar, Senin (9/9/2024) pagi.

Namun, kata AMK, pihak penyelenggara mendadak mengambil keputusan yang dinilai oleh pihaknya kurang beralasan. Mereka secara sepihak memindahkan lokasi kegiatan ke Balai Pertemuan Hasanuddin (BPH) Kodam XIV Hasanuddin, Jl Urip Sumoharjo, Makassar.

“Tentu kami merasa ditipu terkait dipindahkannya lokasi musda. Karena ada tempat yang sudah kita sepakati bersama dan pembukannya pun sudah dilakukan di tempat ini,” kata AMK dalam jumpa pers yang digelar pada Senin (9/9/2024) malam di Hotel Four Poin by Sheraton.

Kata AMK, pada saat perhelatan pembukaan, kegiatan berjalan dengan kondusif. Sejumlah pihak yang disebut hadir antara lain Forkopimda Sulsel, Ketua Umum BPP HIPMI Pusat, perwakilan BPD HIMPI tingkat provinsi lain, dan para peserta musda.

“Dan kegiatan berlangsung aman-aman saja. Tidak ada riak-riak, tidak ada gesekan, dan tempat ini sangat kondusif dan aman,” ucap AMK.

Namun, lanjut AMK, seusai pagelaran pembukaan, situasi mendadak berubah. Pihak penyelenggara tanpa melakukan koordinasi dan kesepakatan bersama, langsung memindahkan lokasi kegiatan.

“Alasan yang dibuat oleh seakan-akan bahwa ada gesekan, ada chaos, dan lain-lain, itu hoax. Tidak terbukti,” tegasnya.

“Alasannya sangat mengada-ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Tim AMK, Harmansyah menyebut, kandidatnya telah merugi ratusan juta atas ulah semena-sema yang diambil oleh penyelenggara.

Harmansyah mengungkap, biaya pendaftaran calon ketua umum BPD HIMPI Sulsel itu tidaklah murah, yakni sebesar Rp300 juta. Dengan rincian Rp50 juta saat mengambil formulir dan Rp250 juta saat mengembalikan formulir.

Selain biaya pendaftaran, lanjut Harmansyah, tim AMK juga telah membiayai sejumlah keperluan timnya. Seperti menyewakan ruangan khusus dan kamar untuk timnya di Hotel Four Poin by Sheraton.

“Kami akan melakukan keberatan (ke BPP HIMPI Pusat) dan ada indikasi penipuan (yang dilakukan oleh penyelenggara). Kami mengeluarkan budget tidak sesuai peruntukan yang ada,” ungkap mantan Ketua OKK HIPMI Sulsel itu.

Selain kerugian materi yang dialami oleh kandidatnya, kata Harmansyah, sejumlah pengurus HIMPI di tingkat kabupaten/kota yang merupakan peserta pada agenda musda juga mengalami hal serupa. Kata politisi Gerindra itu, BPC HIMPI Kabupaten/Kota juga diwajibkan membayar sebesar Rp12 juta oleh penyelenggara.

“Mereka semua telah melakukan kewajibannya, tapi mereka tidak mendapatkan hak mereka dari penyelenggara,” ucapnya.

Hak yang dimaksud oleh Harmansyah seperti kamar untuk peserta yang merupakan tanggungan dari pihak penyelenggara musda.

“Ini uang Rp300 juta itu bukan main-main, kami merasa ditipu,” tegasnya lagi.

Menurut Harmansyah, perjalanan jagoannya menuju kursi 01 HIPMI Sulsel memang tidak mudah sejak awal. Beberapa kali, mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak penyelenggara.

Untuk itu, ia berharap, BPP HIMPI Pusat sebagai induk organisasi secara struktural agar bisa mengambil keputusan yang bijak atas polemik yang terjadi.

“Yang jelas kami menolak bila ada hasil Musda HIMPI Sulsel yang dilakukan oleh pihak tertentu,” jelas Harmansyah.

“Usulan kami, harusnya HIMPI Sulsel untuk sementara dibekukan saja dan diambil alih oleh BPP. Supaya clear ini barang,” pungkasnya.

Berita Terkait
Baca Juga