Akhir Tahun, Inflasi Sulsel Berada Diangka 1,53 Persen 

Akhir Tahun, Inflasi Sulsel Berada Diangka 1,53 Persen 

ABATANEWS, MAKASSAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat inflasi Sulsel di akhir tahun 2024 masih terkendali. Yang mana hingga akhir tahun ini berada diangka 1,52 persen.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto mengatakan pada Oktober 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulsel sebesar 1,53 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,68. Namun, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu Timur 2,18 persen dengan IHK sebesar 106,10, dan terendah terjadi di Bulukumba sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 105,15.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,85 persen.

Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,7 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,8 persen. Selanjutnya, kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen, kelompok transportasi sebesar 0,43 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,36 persen,

Lalu, kelompok pendidikan sebesar 1 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,03 persen. Lalu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,93 persen. Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.

“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) pada Oktober 2024 sebesar 0,15 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sulawesi Selatan bulan Oktober 2024 sebesar 0,68 persen,” jelas Aryanto dalam keterangannya, Senin (4/11/2024).

Lebih jauh, Aryanto menjelaskan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Oktober 2024. Antara lain emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), udang basah, kontrak rumah, cumicumi, gula pasir, Sigaret Kretek Tangan (SKT), kopi bubuk, bawang merah, ikan layang/ ikan benggol, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso-aso, nasi dengan lauk, tarif kendaraan roda 2 online, minyak goreng, cabai rawit, bawang putih, Sigaret Putih Mesin (SPM), tarif rumah sakit, mobil, dan upah asisten rumah tangga.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain bensin, beras, tomat, daging ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, kacang panjang, air kemasan, labu siam/jipang, ikan cakalang/ ikan sisik, sabun cair/cuci piring, bayam, ikan teri, daun seledri, kangkung, asam, kentang, ikan lamuru, dan wortel.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Oktober 2024, antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, nasi dengan lauk, minyak goreng, tarif kendaraan roda 2 online, sepeda motor, pisang, ayam goreng, mie, kangkung, upah asisten rumah tangga, kue basah dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: ikan layang/ ikan benggol, bensin, cabai merah, beras, ikan cakalang/ ikan sisik, ikan cakalang/ikan sisik, pepaya, daun bawang, jagung manis, asam, ikan nila, kacang panjang, terong, wortel, dan bayam.

Pada Oktober 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,55 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,1 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen, kelompok transportasi sebesar 0,06 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen.

“Adapun kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen terhadap inflasi y-on-y Oktober 2024,” imbuhnya.

Berita Terkait
Baca Juga