Abang Fauzi, Politikus Santun yang Rewel Bila Menyangkut Umat
ABATANEWS, MAKASSAR – Santun. Mungkin itu salah satu hal identik yang melekat pada sosok politikus Muhammad Fauzi. Berlabel sebagai politikus Golkar, ia juga terbilang figur yang tidak doyan gontok-gontokan dengan sesama rekan partainya.
Maklum, Golkar dikenal sebagai sarangnya pada politikus ulung di tanah air. Namun, Abang Fauzi -sapaan karibnya- lebih akrab untuk berkolaborasi untuk membesarkan partai.
Sebagai seorang ‘junior’ di Partai Golkar, Fauzi memang langsung diuji. Saat diamanahkan sebagai Ketua Golkar Luwu Utara pada tahun 2017 lalu, ia dihadapkan pada tiga problem.
Pertama, harus mampu memenangkan usungan Golkar pada Pilgub Sulsel 2018. Kedua, menaikkan kursi partai beringin di DPRD Luwu Utara. Ketiga, mengakhiri kutukan Golkar yang selalu kalah dalam Pilkada Luwu Utara.
Ketiga tantangan itu dilalui dengan tulus, meski tidak berjalan mulus.
Pertama, Abang Fauzi bersama tim mampu menggalang 60 persen suara rakyat Luwu Utara memilih usungan Golkar saat itu, yakni Nurdin Halid-Aziz Kahar Mudzakkar. Kedua, pada Pileg 2019, kursi Golkar berhasil bertambah 1 menjadi 8 dan mempertahankan kursi ketua, sekaligus mendudukkannya menjadi Anggota DPR RI dari Dapil Sulsel III. Dan terakhir, pada tahun 2020, sukses mengakhiri kutukan kekalahan 3 kali beruntun di Pilkada, dengan berhasil membawa jagoannya, Indah Putri Indriani-Suaib Mansur menjadi kepala daerah.
Tugas Berat Selaku Wakil Rakyat
Kiprah politiknya berlanjut, sejak tahun 2019. Tugasnya pun kian berat. Berstatus anggota DPR RI, tugasnya bukan cuma mengurusi Luwu Utara, melainkan Luwu, Luwu Timur, Palopo, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, dan Sidrap.
Lelaki kelahiran Aceh tahun 1968 lalu yang dikenal kalem dan santun itu, ‘dipaksa’ untuk sedikit garang. “Itu sudah tugas kita sebagai Anggota DPR untuk mendorong pemerintah agar memperhatikan rakyat,” katanya saat berbincang dengan awak media, pada media 2020 lalu.
Ya, Abang Fauzi memang cukup vokal bila berhadapan dengan para eksekutif. Seperti yang dilakoninya saat ini, sejak mengemban amanah di Komisi VIII yang membidangi keagamaan, sosial, perlindungan anak dan bencana, dan Komisi VIII yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Karena tanggung jawab dan tuntutannya, Fauzi pun kerap ‘memarahi’ menteri yang dianggap kurang cekatan dalam bekerja.
Saking cerewetnya sebagai wakil rakyat, suami dari Bupati Indah Putri Indriani itu masuk dalam jajaran top 20 Anggota Fraksi Golkar DPR RI yang paling produktif versi Tim Evello Riset pada 2021 lalu.
Fauzi berada di peringkat 13, sebagai anggota legislatif Golkar di Senayan yang paling sering muncul namanya di media massa terkait kegiatan dan fungsinya sebagai anggota dewan.
“Sering saya sampaikan ibarat perusahaan, masyarakat ini adalah pemegang saham terbesar. Nah sebagai anggota DPR yang diberi mandat oleh masyarakat kita wajib menyampaikan ke masyarakat sebagai pemegang saham apa yang sudah kita perjuangkan, apakah kita sudah menjalankan fungsi kita sebagai anggota legislatif? Melalui media lah kita sampaikan ke masyarakat apa yang sudah dan akan kita kerjakan,” kata Abang Fauzi, pada 14 November 2021 lalu.
Bukan cuma nyeloteh kepada eksekutif, Presidium KAHMI Sulselbar itu juga terjung langsung dalam agenda kemasyarakatan dan kemanusiaan, khususnya yang terjadi di wilayah kerjanya.
Contohnya urusan banjir dan longsong yang kerap terjadi di wilayah Luwu Utara. Fauzi tak kenal waktu untuk meninjau lokasi, demi menyaksikan langsung kondisi masyarakat yang sedang tertimpa musibah. Dan tentunya, hal itu dilakukan dengan penuh risiko.
Yang menarik juga, meski baru masuk ke Komisi V pada April 2021 atau setelah penetapan APBN Pokok 2021 ditetapkan, bapak dua anak itu terbilang berhasil membawa program pemerintah pusat direalisasikan di Dapil III Sulsel. Nilainya pun cukup besar, yakni Rp100 miliar lebih.
Program yang direalisasikan Abang Fauzi mulai dari perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan, bedah rumah hingga program bantuan modal usaha, operasional pesantren, desa wisata dan bantuan sembako untuk masyarakat.
Kini, Abang Fauzi masih dalam masa pengabdiannya. Masih banyak hal yang diperjuangkan demi memajukan Luwu Utara pada khususnya, dan tentunya Sulsel pada umumnya.
“Saya itu tanamkan petuah para leluhur dan cendikiawan. Bahwa menjadi menjadi pejabat itu risikonya dirongrong oleh rakyat atau bahasanya halusnya ‘melayani’. Tentunya juga, saya masih punya banyak kekurangan, apalagi untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat di dapil saya. Makanya, saya punya prinsip, kalau ada peluang masyarat bisa mendapat sentuhan dari negara, itu yang akan saya kejar terus sampai dapat,” ucapnya.